Senin, 09 Juli 2012

0 Babak Baru Ancaman Israel Terhadap Lebanon

Laporan-laporan media menunjukkan bahwa Lebanon hingga kini terancam oleh agresi militer rezim Zionis Israel mengingat rezim ini terus melakukan gerakan-gerakan provokatif di perbatasan antara Palestina pendudukan dan Lebanon.

Beberapa hari lalu, Israel menempatkan pasukan dan peralatan militernya di wilayah Lebanon yang diduduki seperti di wilayah Shabaa, Kfar Shuba dan Ghajar.  Langkah itu sejalan dengan kebijakan haus perang rezim Zionis di kawasan.

Hertz Halevy, Komandan Militer Israel pada Ahad (8/7) mengancam Lebanon dan mengatakan bahwa militer Israel dapat memasuki wilayah negara tersebut  dengan kekuatan penuh dan mampu menghancurkan desa-desa di perbatasan.
Televisi Israel dalam laporannya menyebutkan bahwa Tel Aviv siap untuk menggelar perang baru dan pasukan Israel terus meningkatkan kesiapannya di perbatasan dengan Lebanon.

Di sisi lain, sumber-sumber keamanan Lebanon menyatakan, pasukan rezim Zionis baru-baru ini mengerahkan tank-tank Merkava dan berbagai jenis tank lainnya di lahan-lahan pertanian di wilayah Shabaa.

Rezim Zionis selalu melanggar integritas teritorial Lebanon dan langkah itu telah melanggar resolusi-resolusi PBB termasuk resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang 33 hari agresi pasukan Israel ke Lebanon pada tahun 2006. Resolusi tersebut memperingatkan Israel untuk tidak mengambil langkah permusuhan terhadap Lebanon.
Meski demikian, rezim Zionis tetap melanjutkan kebijakan konfrontatifnya. Hal itu menunjukkan jati diri rezim ini yang sebenarnya.

Keberadaan Israel didasarkan  pada kekerasan, penjajahan dan ancaman. Oleh karena itu, tidak aneh jika kebijakan Tel Aviv selalu berpijak pada sikap agresivitas, ekspansionis medandominasi.

Selama rezim Zionis masih ada, maka rezim ini akan selalu menebarkan ancaman dan perang. Dengan demikian, negara-negara yang terancam seperti Lebanon akan selalu menyiapkan diri untuk menghadapi bahaya tersebut.
Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah) selalu menegaskan perlunya untuk tetap siaga guna menghadapi ancaman Israel. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa Hizbullah menjadi penghalang kebijakan ekspansionis rezim Zionis.

Keberadaan Hizbullah telah menghalangi ambisi-ambisi Israel di kawasan dan kontinuitas resistensi gerakan ini akan memaksa Tel Aviv mundur dari wilayah Lebanon yang diduduki.

Kekalahan memalukan dalam memerangi gerakan Muqawama Lebanon tidak membuat Israel kapok. Kini Tel Aviv kembali menggelar langkah-langkah baru anti-Lebanon.

Pada tahun 2000, Israel terpaksa mundur dari wilayah yang didudukinya akibat perlawanan Hizbullah, dan pada tahun 2006, rezim Zionis juga menelan kekalahan pahit ketika rezim ini menggelar pasukan ke Lebanon.

Kekalahan-kekalahan Israel dalam menghadapi Hizbullah semakin menciutkan nyali pasukannya dan menunjukkan bahwa militer Zionis lemah. Sementera Israel juga didera krisis internal selama beberapa tahun terakhir dan hingga kini tidak terpecahkan. Oleh sebab itu, ancaman rezim Zionis terhadap Lebanon lebih tepat dianggap sebagai Perang Urat Saraf, karena selama beberapa bulan ini,  Israel hanya meninggikan ancamannya tanpa berani merealisasikan ancaman tersebut.

Rezim Zionis menyadari bahwa jika rezim ini merealisasikan ancamannya, maka ia akan mengalami kekalahan yang memalukan. Meski demikian, tetap ada kemungkinan Israel akan menyerang Lebanon, sebab rezim ini terkadang bertindak bodoh dan gegabah. Dengan demikian, Muqawama Lebanon harus selalu siap dalam menghadapi konspirasi Israel. (IRIB Indonesia/RA/NA)

0 komentar:

Posting Komentar

 

MASTER TEACHER Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates